Akses Terhadap Jamban Sehat Baru 56 Persen
BANDUNG, (PRLM).- Meski peluang usaha sanitasi menjanjikan karena tingginya permintaan, tapi usaha ini terancam sulit berkembang karena kendala permodalan. Permintaan masyarakat terhadap sanitasi khususnya jamban yang memenuhi syarat kesehatan sudah tidak tertangani. Sebabnya, mekanisme pembayaran secara kredit yang diinginkan masyarakat cukup menyulitkan pihak pengusaha.
Demikian disampaikan Pemilik Sanitasi Masyarakat Ponggang (SMP), Edo kepada “PRLM” di sela acara mengenai sosialisasi wirausaha sanitasi sebagai peluang bisnis di Aula Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Jln. Pasteur, Bandung pada Rabu (28/11/12). “Beberapa program bantuan modal dari pemerintah seringkali tidak diketahui oleh para pengusaha di bidang ini,” katanya.
Edo mengatakan, akhirnya pihak pengusaha mesti melakukan kemitraan dengan beberapa pihak swasta lain dengan mengajukan pinjaman dana untuk dana talangan di awal pembangunan. “Sosialisasi berbagai program bantuan modal dari pemerintah perlu lebih ditingkatkan. Adanya Program Kredit Cinta Rakyat (KCR) saja baru saya ketahui pada acara tadi,” katanya.
Kepala Dinkes Jabar, Alma Lucyati mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan pihak swasta maupun dinas terkait untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan sanitasi. “Dengan demikian, permintaan akan terus meningkat. Sementara itu, kami juga terus mendorong pihak swasta baik pengusaha sanitasi dan perusahaan tertentu yang ingin menyalurkan dana corporate social responsibilty (CSR)-nya,” katanya.
Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Jabar, Rin Dwi Septarina mengatakan, data terbaru menunjukkan jumlah akses penduduk terhadap jamban yang memenuhi syarat kesehatan di Jabar baru terpenuhi sekitar 56 persen. “Sisanya sebanyak 44 persen kebanyakan tersebar di Jabar Selatan daerah Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, dan Cianjur. Sebagian kecil lagi di Karawang, Indramayu, dan Subang,” katanya. (A-207/A-88)**
Akses Terhadap Jamban Sehat Baru 56 Persen
BANDUNG, (PRLM).- Meski peluang usaha sanitasi menjanjikan karena tingginya permintaan, tapi usaha ini terancam sulit berkembang karena kendala permodalan. Permintaan masyarakat terhadap sanitasi khususnya jamban yang memenuhi syarat kesehatan sudah tidak tertangani. Sebabnya, mekanisme pembayaran secara kredit yang diinginkan masyarakat cukup menyulitkan pihak pengusaha.
Demikian disampaikan Pemilik Sanitasi Masyarakat Ponggang (SMP), Edo kepada “PRLM” di sela acara mengenai sosialisasi wirausaha sanitasi sebagai peluang bisnis di Aula Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Jln. Pasteur, Bandung pada Rabu (28/11/12). “Beberapa program bantuan modal dari pemerintah seringkali tidak diketahui oleh para pengusaha di bidang ini,” katanya.
Edo mengatakan, akhirnya pihak pengusaha mesti melakukan kemitraan dengan beberapa pihak swasta lain dengan mengajukan pinjaman dana untuk dana talangan di awal pembangunan. “Sosialisasi berbagai program bantuan modal dari pemerintah perlu lebih ditingkatkan. Adanya Program Kredit Cinta Rakyat (KCR) saja baru saya ketahui pada acara tadi,” katanya.
Kepala Dinkes Jabar, Alma Lucyati mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan pihak swasta maupun dinas terkait untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan sanitasi. “Dengan demikian, permintaan akan terus meningkat. Sementara itu, kami juga terus mendorong pihak swasta baik pengusaha sanitasi dan perusahaan tertentu yang ingin menyalurkan dana corporate social responsibilty (CSR)-nya,” katanya.
Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Jabar, Rin Dwi Septarina mengatakan, data terbaru menunjukkan jumlah akses penduduk terhadap jamban yang memenuhi syarat kesehatan di Jabar baru terpenuhi sekitar 56 persen. “Sisanya sebanyak 44 persen kebanyakan tersebar di Jabar Selatan daerah Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, dan Cianjur. Sebagian kecil lagi di Karawang, Indramayu, dan Subang,” katanya. (A-207/A-88)**
BANDUNG, (PRLM).- Meski peluang usaha sanitasi menjanjikan karena tingginya permintaan, tapi usaha ini terancam sulit berkembang karena kendala permodalan. Permintaan masyarakat terhadap sanitasi khususnya jamban yang memenuhi syarat kesehatan sudah tidak tertangani. Sebabnya, mekanisme pembayaran secara kredit yang diinginkan masyarakat cukup menyulitkan pihak pengusaha.
Demikian disampaikan Pemilik Sanitasi Masyarakat Ponggang (SMP), Edo kepada “PRLM” di sela acara mengenai sosialisasi wirausaha sanitasi sebagai peluang bisnis di Aula Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Jln. Pasteur, Bandung pada Rabu (28/11/12). “Beberapa program bantuan modal dari pemerintah seringkali tidak diketahui oleh para pengusaha di bidang ini,” katanya.
Edo mengatakan, akhirnya pihak pengusaha mesti melakukan kemitraan dengan beberapa pihak swasta lain dengan mengajukan pinjaman dana untuk dana talangan di awal pembangunan. “Sosialisasi berbagai program bantuan modal dari pemerintah perlu lebih ditingkatkan. Adanya Program Kredit Cinta Rakyat (KCR) saja baru saya ketahui pada acara tadi,” katanya.
Kepala Dinkes Jabar, Alma Lucyati mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan pihak swasta maupun dinas terkait untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan sanitasi. “Dengan demikian, permintaan akan terus meningkat. Sementara itu, kami juga terus mendorong pihak swasta baik pengusaha sanitasi dan perusahaan tertentu yang ingin menyalurkan dana corporate social responsibilty (CSR)-nya,” katanya.
Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Jabar, Rin Dwi Septarina mengatakan, data terbaru menunjukkan jumlah akses penduduk terhadap jamban yang memenuhi syarat kesehatan di Jabar baru terpenuhi sekitar 56 persen. “Sisanya sebanyak 44 persen kebanyakan tersebar di Jabar Selatan daerah Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, dan Cianjur. Sebagian kecil lagi di Karawang, Indramayu, dan Subang,” katanya. (A-207/A-88)*
*
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar