Rabu, 05 Desember 2012

pengertian jamban

Pengertian Jamban


Pengertian Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu, sehingga kotoran tersebut dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman (Depkes RI, 1995).
Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja/kotoran manusia bagi keluarga, lazimnya disebut kakus. Penyediaan sarana pembuangan kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban) adalah bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting peranannya, khususnya dalam usaha pencegahan penularan penyakit saluran pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, maka pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan, terutama dalam mencemari tanah dan sumber air (Soeparman dan Suparmin, 2002).
Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting peranannya. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan terutama tanah dan sumber air.
Untuk mencegah kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik.
Suatu jamban tersebut sehat jika memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut (Depkes RI, 1995):
  1. Tidak mencemari sumber air minum (untuk ini dibuat lubang penampungan kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumber air).
  2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
  3. Air seni, air pembersih dan penggelontoran tidak mencemari tanah disekitarnya.
  4. Mudah dibersihkan, aman digunakan dan harus terbuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan lama.
  5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang.
  6. Luas ruangan cukup.
  7. Ventilasi cukup baik.
  8. Tersedia air dan alat pembersih.
  9. Cukup penerangan.
Untuk blok fasilitas sanitasi toilet dengan sistem komunal/umum, disarankan bahwa 1 toilet digunakan 25-50 orang dengan pembagian bilik terpisah antara laki- laki dan permpuan. Namun untuk daerah dengan kepadatan tinggi (>1000 jiwa/ hektar) jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh 1 blok toilet adalah 200-500 jiwa. Tipe ideal taoilet untuk fasilitas sanitasi sistem komunal adalah toilet tuang siram (jamban leher angsa), dengan jumlah air yang digunakan 15-20 liter/orang/ hari (G.J.W de Kruijff, 1987).
Jamban dapat dibedakan atas beberapa macam, yaitu (Azwar, 1990):
  1. Jamban cubluk (pit privy) adalah jamban yang tempat penampungan tinjanya dibangun dibawah tempat pijakan atau dibawah bangunan jamban. Jenis jamban ini, kotoran langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu dalam karena akan mengotori air tanah, kedalamannya sekitar 1,5-3 meter (Mashuri, 1994).
  2. Jamban empang (overhung Latrine) adalah jamban yang dibangun diatas empang, sungai ataupun rawa. Jamban model ini ada yang kotorannya tersebar begitu saja, yang biasanya dipakai untuk makanan ikan, ayam.
  3. Jamban kimia (chemical toilet) adalah model jamban yang dibangun ditempat- tempat rekreasi, pada transportasi seperti kereta api dan pesawat terbang dan lain-lain. Pada model ini, tinja disenfeksi dengan zat-zat kimia seperti caustic soda dan pembersihnya dipakai kertas tisue (toilet paper). Jamban kimia ada dua macam, yaitu: (a) Tipe lemari (commode type) Pada tipe ini terbagi lagi menjadi ruang-ruang kecil, seperti pada lemari. (b) Tipe tangki (tank type) Pada tipe ini tidak terdapat pembagian ruangan atau dengan kata lain hanya terdiri dari satu ruang.
  4. Jamban leher angsa (angsa trine) adalah jamban leher lubang closet berbentuk lengkungan, dengan demikian air akan terisi gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang kecil. Jamban model ini adalah model terbaik yang dianjurkan dalam kesehatan lingkungan (Warsito, 1996)


Akses Terhadap Jamban Sehat Baru 56 Persen

BANDUNG, (PRLM).- Meski peluang usaha sanitasi menjanjikan karena tingginya permintaan, tapi usaha ini terancam sulit berkembang karena kendala permodalan. Permintaan masyarakat terhadap sanitasi khususnya jamban yang memenuhi syarat kesehatan sudah tidak tertangani. Sebabnya, mekanisme pembayaran secara kredit yang diinginkan masyarakat cukup menyulitkan pihak pengusaha.
Demikian disampaikan Pemilik Sanitasi Masyarakat Ponggang (SMP), Edo kepada “PRLM” di sela acara mengenai sosialisasi wirausaha sanitasi sebagai peluang bisnis di Aula Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Jln. Pasteur, Bandung pada Rabu (28/11/12). “Beberapa program bantuan modal dari pemerintah seringkali tidak diketahui oleh para pengusaha di bidang ini,” katanya.
Edo mengatakan, akhirnya pihak pengusaha mesti melakukan kemitraan dengan beberapa pihak swasta lain dengan mengajukan pinjaman dana untuk dana talangan di awal pembangunan. “Sosialisasi berbagai program bantuan modal dari pemerintah perlu lebih ditingkatkan. Adanya Program Kredit Cinta Rakyat (KCR) saja baru saya ketahui pada acara tadi,” katanya.
Kepala Dinkes Jabar, Alma Lucyati mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan pihak swasta maupun dinas terkait untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan sanitasi. “Dengan demikian, permintaan akan terus meningkat. Sementara itu, kami juga terus mendorong pihak swasta baik pengusaha sanitasi dan perusahaan tertentu yang ingin menyalurkan dana corporate social responsibilty (CSR)-nya,” katanya.
Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Jabar, Rin Dwi Septarina mengatakan, data terbaru menunjukkan jumlah akses penduduk terhadap jamban yang memenuhi syarat kesehatan di Jabar baru terpenuhi sekitar 56 persen. “Sisanya sebanyak 44 persen kebanyakan tersebar di Jabar Selatan daerah Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, dan Cianjur. Sebagian kecil lagi di Karawang, Indramayu, dan Subang,” katanya. (A-207/A-88)**

Akses Terhadap Jamban Sehat Baru 56 Persen

BANDUNG, (PRLM).- Meski peluang usaha sanitasi menjanjikan karena tingginya permintaan, tapi usaha ini terancam sulit berkembang karena kendala permodalan. Permintaan masyarakat terhadap sanitasi khususnya jamban yang memenuhi syarat kesehatan sudah tidak tertangani. Sebabnya, mekanisme pembayaran secara kredit yang diinginkan masyarakat cukup menyulitkan pihak pengusaha.
Demikian disampaikan Pemilik Sanitasi Masyarakat Ponggang (SMP), Edo kepada “PRLM” di sela acara mengenai sosialisasi wirausaha sanitasi sebagai peluang bisnis di Aula Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Jln. Pasteur, Bandung pada Rabu (28/11/12). “Beberapa program bantuan modal dari pemerintah seringkali tidak diketahui oleh para pengusaha di bidang ini,” katanya.
Edo mengatakan, akhirnya pihak pengusaha mesti melakukan kemitraan dengan beberapa pihak swasta lain dengan mengajukan pinjaman dana untuk dana talangan di awal pembangunan. “Sosialisasi berbagai program bantuan modal dari pemerintah perlu lebih ditingkatkan. Adanya Program Kredit Cinta Rakyat (KCR) saja baru saya ketahui pada acara tadi,” katanya.
Kepala Dinkes Jabar, Alma Lucyati mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan pihak swasta maupun dinas terkait untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan sanitasi. “Dengan demikian, permintaan akan terus meningkat. Sementara itu, kami juga terus mendorong pihak swasta baik pengusaha sanitasi dan perusahaan tertentu yang ingin menyalurkan dana corporate social responsibilty (CSR)-nya,” katanya.
Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Jabar, Rin Dwi Septarina mengatakan, data terbaru menunjukkan jumlah akses penduduk terhadap jamban yang memenuhi syarat kesehatan di Jabar baru terpenuhi sekitar 56 persen. “Sisanya sebanyak 44 persen kebanyakan tersebar di Jabar Selatan daerah Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, dan Cianjur. Sebagian kecil lagi di Karawang, Indramayu, dan Subang,” katanya. (A-207/A-88)**
BANDUNG, (PRLM).- Meski peluang usaha sanitasi menjanjikan karena tingginya permintaan, tapi usaha ini terancam sulit berkembang karena kendala permodalan. Permintaan masyarakat terhadap sanitasi khususnya jamban yang memenuhi syarat kesehatan sudah tidak tertangani. Sebabnya, mekanisme pembayaran secara kredit yang diinginkan masyarakat cukup menyulitkan pihak pengusaha.
Demikian disampaikan Pemilik Sanitasi Masyarakat Ponggang (SMP), Edo kepada “PRLM” di sela acara mengenai sosialisasi wirausaha sanitasi sebagai peluang bisnis di Aula Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Jln. Pasteur, Bandung pada Rabu (28/11/12). “Beberapa program bantuan modal dari pemerintah seringkali tidak diketahui oleh para pengusaha di bidang ini,” katanya.
Edo mengatakan, akhirnya pihak pengusaha mesti melakukan kemitraan dengan beberapa pihak swasta lain dengan mengajukan pinjaman dana untuk dana talangan di awal pembangunan. “Sosialisasi berbagai program bantuan modal dari pemerintah perlu lebih ditingkatkan. Adanya Program Kredit Cinta Rakyat (KCR) saja baru saya ketahui pada acara tadi,” katanya.
Kepala Dinkes Jabar, Alma Lucyati mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan pihak swasta maupun dinas terkait untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan sanitasi. “Dengan demikian, permintaan akan terus meningkat. Sementara itu, kami juga terus mendorong pihak swasta baik pengusaha sanitasi dan perusahaan tertentu yang ingin menyalurkan dana corporate social responsibilty (CSR)-nya,” katanya.
Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Jabar, Rin Dwi Septarina mengatakan, data terbaru menunjukkan jumlah akses penduduk terhadap jamban yang memenuhi syarat kesehatan di Jabar baru terpenuhi sekitar 56 persen. “Sisanya sebanyak 44 persen kebanyakan tersebar di Jabar Selatan daerah Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, dan Cianjur. Sebagian kecil lagi di Karawang, Indramayu, dan Subang,” katanya. (A-207/A-88)*
*

syarat jamban yang baik .



Tujuh Syarat Membuat Jamban Sehat

jamban_sehatBuang air besar (BAB) sembarangan bukan lagi zamannya. Dampak BAB sembarangan sangat buruk bagi kesehatan dan keindahan. Selain jorok, berbagai jenis penyakit ditularkan.
Sebagai gantinya, BAB harus pada tempatnya yakni di jamban. Hanya saja harus diperhatikan pembangunan jamban tersebut agar tetap sehat dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:
  1. Tidak mencemari air
    1. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
    2. Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
    3. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
    4. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang, danau, sungai, dan laut
  2. Tidak mencemari tanah permukaan
    1. Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.
    2. Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
  3. Bebas dari serangga
    1. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah
    2. Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang nyamuk.
    3. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya
    4. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
    5. Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
  4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
    1. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai digunakan
    2. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup rapat oleh air
    3. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran
    4. Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus dilakukan secara periodic
  5. Aman digunakan oleh pemakainya
    1. Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lai yang terdapat di daerah setempat
  6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
    1. Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
    2. Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran
    3. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat penuh
    4. Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
  7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
    1. Jamban harus berdinding dan berpintu
    2. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari kehujanan dan kepanasan.
Itulah beberapa prasyarat jamban sehat. Sudahkan jamban Anda seperti itu? (MJ

WC Umum Kreativitas Tiada Henti

WC umum adalah tempat para kreatif untuk menumpahkan idenya yang super kocak. Toilet umum ada di terminal, stasiun, pasar, bahkan di tempat-tempat strategis di kota. WC umum banyak sekali coretan dan puisi orang-orang kurang kerjaan. Mari kita lihat bagaimana karya para pujangga WC Umum ini.

WC Umum Kreativitas Tiada Henti

Kalo ga salah ini di toilet terminal Tirtonadi
MANDI = Rp2000
KENCING = Rp500
BAB(PAKE KENCING) = RP2000
BAB(GA PAKE KENCING) = RP 1500
ALL IN ONE = Rp3000 >- UDAH DISKON
KENCING - 1000
BERAK (DIKIT BANYAK) - 2000
BANYAK BANGET - 3000
DIKIT BANGET - TAHAN DULU
BOKER 5 KALI, GRATIS 1 KALI BOKER DI HARI YANG SAMA
Ada juga tulisan yang kayaknya disponsori lembaga lingkungan hidup.
Terpampang kertas hasil ngeprint
HABIS BUANG AIR HARAP DISIRAM
Dibawahnya ada tulisan pake pulpen.
“GO GREEN, NOT YELLOW”
Ada juga yang puitis
AIR BERIAK TANDA TAK DALAM
HABIS BERAK HARAP DISIRAM

Ada lagi yang keranjingan chatting, tapi hapenya mungkin kehabisan pulsa. Jadinya tembok WC pun menjadi sarana
DILARANG CORET2 DINDING SAMBIL EEK..
Trus ada yg nulis dibawahnya
LO JUGA NYORET GOBLOK..
Trus dijawab lagi
LO JUGA BEGO
Lanjutannya lupa. Yang jelas dinding sampai penuh coretan berbalas pantun mereka
Tertulis rapi di tembok pakai cat
BUANGLAH KOTORAN PADA TEMPATNYA
Terus ada yang ngejawab pakai pulpen
PANTAT GUA KAGAK MUAT DI KLOSET!!!
Dibawahnya ada yang nambahin
GOBLOK LOE INI KAN KLOSET JONGKOK!!!
Ada yang iseng berkasar ria pakai spidol
JANGAN BACA TULISAN INI (SELAIN MONYET)
Relpy dibawahnya
MAAF BABI, UDAH TELANJUR BACA
Yang ikut baca, panas juga dan nambahin
UDAH DONG, MONYET DAN BABI YANG AKUR YA…
Yang lain
YANG BERAK DAN KENCING GAK NYIRAM = ANJING
Terus dibawahnya ada yang komen
KALO GA BERAK GA KENCING IKUT NYIRAM GIMANA?
Komen selanjutnya
ANJING KURANG KERJAAN…
Ada juga yang membingungkan seperti yang terpasang di toilet kantor.
Kan ada 2 biji bersebelahan tuh
Di salah satu pintunya tertulis
JANGAN DIPAKAI, SEDANG RUSAK
Tau siapa yang iseng
Ada yang nempelin prin-prinan di pintu sebelahnya
JANGAN DIPAKAI, NANTI RUSAK

BUKU TAMU